• 021 31 118 118
  • info@idaqu.ac.id
  • Cipondoh, Tangerang, Banten
Berita
Fakultas Ushuluddin Idaqu Mengikuti Kuliah Tamu dengan UIN Malang “Nalar Moderat dalam Penafsiran Al-Qur’an”

Fakultas Ushuluddin Idaqu Mengikuti Kuliah Tamu dengan UIN Malang “Nalar Moderat dalam Penafsiran Al-Qur’an”

Mahasiswa Institut Daarul Qur’an Jakarta (Idaqu) mengikuti kegiatan “Kuliah Tamu”, Kamis (24/3). Acara kali ini digelar secara online dengan tema “Nalar Moderat Dalam Penafsiran Al-Qur’an: Konstruksi dan Kontribusi”. Acara ini digelar dalam rangka penindaklanjutan agenda MoU yang telah dilakukan oleh Idaqu dengan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang).

Kegiatan dengan tema “Nalar Moderat Dalam Penafsiran Al-Qur’an: Konstruksi dan Kontribusi” ini menjadi pembahasan yang menarik karena dengan ini mahasiswa diharapkan bisa memahami pemikiran-pemikiran orang-orang dengan landasan Al-Qur’an.

Acara ini menghadirkan Dr. Sudirman, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Malang dan Ali Hamdan, M.A., Ph.D. selaku Kaprodi IAT UIN Malang dan dari Idaqu ada Mohamad Mualim, Lc., M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Khoirun Nidhom, Lc., M.A. selaku Kaprodi IAT Idaqu.

Selain itu “Kuliah Tamu” ini mengundang tiga orang pemateri yakni; Dr. Muhammad Suaib Tahir, Lc.,M.A. sebagai staff ahli pencegahan terorisme, Dr. Ahmad Fawaid, M.Th.I, dosen Universitas Nurul Jadid, dan Dr. Moh. Thoriquddin, Lc., M.HI., dosen UIN Malang.

Dr. Suaib menjelaskan tentang Syariah yang bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia agar manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin di muka bumi ini, sehingga setiap orang yang beragama harus mampu memahami tujuan syariat itu sebagaimana yang diinginkan oleh penciptanya. 

“Pada titik ini, moderasi beragama adalah bagaimana memahami tujuan syariat itu secara utuh dan menjadikan agama ini selalu sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi, sehingga agama selalu hadir di dalam kehidupan umat manusia,” ucapnya.

“Sementara itu ekstrimisme beragama selain menggiring agama itu ke ranah konflik juga akan menjauhkan agama itu dari tujuan semula. Model beragama yang ekstrim menunjukkan ketidak mampuan memahami tujuan syariat dan pada waktu yang sama membuktikan bahwa kelompok yang ekstrim beragama mengabaikan tujuan agama itu sendiri,” tutupnya.

259 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *