
Jakarta Selatan, 4 November 2025 — Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Daarul Qur’an (IDAQU) Jakarta, Dr. Mohamad Mualim, Lc., M.A., menghadiri undangan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI dalam kegiatan Cleveringa Lecturer 2025 yang mengangkat tema “Reclaiming the Future in the Age of AI: Islam, Disruptive Technologies, and the Need for Future Literacy.”
Acara yang digelar di Jakarta Selatan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya literasi masa depan (future literacy) bagi dunia pendidikan Islam. Menurut beliau, lembaga pendidikan Islam harus berperan aktif dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya cakap secara teknologi, tetapi juga memiliki fondasi etika dan spiritual yang kuat dalam menghadapi perkembangan Artificial Intelligence (AI).

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber utama yang berkompeten di bidangnya, yaitu Prof. Bart Barendregt dari Leiden University, Prof. Dr. phil. Sahiron, M.A. selaku Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), serta Dr. Baiq Hana Susanti dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Para narasumber membahas tantangan dan peluang integrasi nilai-nilai Islam dalam era disrupsi teknologi serta pentingnya kesadaran kritis terhadap arah perkembangan AI di tengah masyarakat Muslim global.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Mohamad Mualim menyampaikan apresiasinya terhadap terselenggaranya forum akademik berskala internasional ini. “Kegiatan seperti Cleveringa Lecturer sangat penting bagi perguruan tinggi Islam. Ini menjadi ruang refleksi bersama tentang bagaimana Islam dapat memberi arah dan nilai dalam kemajuan teknologi, khususnya AI. Kita tidak bisa hanya menjadi pengguna, tetapi harus menjadi bagian dari pihak yang memberi makna pada perkembangan teknologi itu sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Mualim menegaskan bahwa kehadiran IDAQU dalam forum tersebut merupakan bentuk komitmen untuk terus memperkuat integrasi antara ilmu agama, sains, dan teknologi, sesuai dengan visi Fakultas Ushuluddin dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan dan adaptif terhadap zaman. “Ke depan, Fakultas Ushuluddin IDAQU akan terus mendorong riset dan kajian yang menempatkan teknologi sebagai bagian dari khazanah keilmuan Islam, bukan sesuatu yang terpisah dari nilai-nilai ketuhanan,” tambahnya.
Dengan kehadiran para akademisi lintas negara dan bidang, Cleveringa Lecturer 2025 menjadi ajang penting untuk memperluas perspektif global dan memperdalam diskursus etika Islam dalam dunia digital.


