
Tangerang — Institut Daarul Qur’an Jakarta kembali menunjukkan komitmennya terhadap penguatan pendidikan inklusif melalui penyelenggaraan Seminar Nasional Hari Disabilitas Internasional yang digelar pada 2 Desember 2025. Kegiatan yang berlangsung atas kolaborasi Fakultas Ushuluddin IDAQU dengan PPPA Daarul Qur’an ini menghadirkan ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, peneliti, aktivis sosial, mahasiswa, serta para sahabat disabilitas. Pada momentum penting ini, Dekan Fakultas Ushuluddin IDAQU, Dr. Mohamad Mualim, Lc., MA sebagai narasumber membawakan materi bertajuk “Jalan Juang Sahabat Tuli Menemukan Cahaya Al-Qur’an”.

Dalam paparannya, Dr. Mualim menekankan pesan kuat Al-Qur’an tentang penghormatan martabat manusia tanpa kecuali, sebagaimana tercermin dalam Surah ‘Abasa. Ia menjelaskan bahwa teguran Allah kepada Nabi Muhammad SAW dalam surah tersebut merupakan pesan abadi agar umat Islam tidak mengabaikan, merendahkan, atau meminggirkan kaum disabilitas. Menurutnya, ayat-ayat tersebut menjadi dasar teologis penting untuk membangun gerakan dakwah yang inklusif, ramah, dan memuliakan keberagaman kemampuan. “Surah ‘Abasa bukan sekadar kisah sejarah, tetapi pedoman etis bagi kita semua untuk membuka pintu selebar-lebarnya bagi sahabat disabilitas agar mereka dapat merasakan cahaya Al-Qur’an tanpa hambatan,” ujarnya.
Seminar ini semakin semarak dengan kehadiran tokoh-tokoh penting dari berbagai institusi nasional. Di antara yang hadir dan memberikan dukungan adalah perwakilan Kementerian Agama RI, BAZNAS, Dinas Sosial Kota Tangerang, Forum Zakat, CT Arsa Foundation, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), Yayasan Daarul Qur’an Nusantara, hingga para pimpinan PPPA Daarul Qur’an. Salah satu figur yang mendapat apresiasi besar dalam acara ini adalah Ibu Ida Zulfiya, SQ., S.Th.I., M.Ag, Pentashih Mushaf Al-Qur’an sekaligus pejuang hak-hak disabilitas yang berperan dalam kelahiran Al-Qur’an Bahasa Isyarat dan Al-Qur’an Braille sebagai ikhtiar membuka akses seluas-luasnya terhadap wahyu bagi seluruh umat.
Keberhasilan penyelenggaraan agenda besar ini menjadi bukti bahwa Fakultas Ushuluddin IDAQU memiliki perhatian yang serius dalam membangun kultur akademik yang inklusif. Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Ida Kurnia Shofa, M.Ag, memberikan apresiasi mendalam atas kolaborasi ini dan menyatakan bahwa acara tersebut merupakan langkah konkrit fakultas dalam memastikan bahwa nilai-nilai Qur’ani dapat diakses oleh semua. “Kolaborasi ini menegaskan bahwa Ushuluddin tidak boleh berhenti pada tataran wacana. Kita harus hadir, bekerja sama, dan bergerak bersama dalam memastikan ruang-ruang pendidikan terbuka bagi seluruh umat, termasuk sahabat disabilitas,” tuturnya.
Sinergi antara Fakultas Ushuluddin IDAQU dan PPPA Daarul Qur’an dalam seminar nasional ini tidak hanya memperkuat kepedulian lembaga terhadap isu kemanusiaan, tetapi juga menjadi momentum penting dalam memperluas kajian keislaman yang inklusif, progresif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan keterlibatan aktif para pimpinan nasional dan kontribusi intelektual Dr. Mohamad Mualim sebagai narasumber utama, kegiatan ini menegaskan posisi IDAQU sebagai institusi yang terus mendorong transformasi sosial melalui nilai-nilai Qur’ani.


