• 021 31 118 118
  • info@idaqu.ac.id
  • Cipondoh, Tangerang, Banten
Berita
Prodi Ilmu Hadist Fakultas Ushuluddin Gelar Bincang-Bincang dan Motivasi Kaprodi HIMA Ilmu Hadits dengan Mahasiswa Asing

Prodi Ilmu Hadist Fakultas Ushuluddin Gelar Bincang-Bincang dan Motivasi Kaprodi HIMA Ilmu Hadits dengan Mahasiswa Asing

HIMA Ilmu Hadits Fakultas Ushuluddin Institut Daarul Qur’an Jakarta bemerjasama dengan UIN Bandung melaksanakan Seminar Nasional, Selasa (5/10).

Acara yang dilaksanakan via Zoom Meeting ini dimulai pada pukul 14.00 WIB s.d selesai. Atas kekompakan HIMA Ilmu hadits dalam upaya memajukan prodi ilmu hadits, mereka menghadirkan pembicara fenomenal untuk menjadi narasumber dengan topik “Bincang Bincang dan Motivasi Kaprodi HIMA Ilmu Hadits dengan Mahasiswa Asing”.

Acara ini di buka oleh Adinda Lalita selaku Mc dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ahmad Juwaini (Mahasiswa Institute Daarul Qur’an Prodi Ilmu Hadits) disambung dengan sambutan oleh ketua HIMA ilmu Hadits Institut Daarul Qur’an yakni Ath-Thariq Alfurqaanul Hakim, juga sambutan dari ketua HIMA ilmu hadits UIN Bandung, yakni Elzha Gita Lestari.

Ketua HIMA dari masing-masing Kampus ini sama sama menyampaikan pesan semangat untuk HIMA ilmu hadits dalam mengembangkan prodi Ilmu Hadits. Hal yang sama juga disampaaikan oleh Kaprodi Ilmu Hadis Institut Darul Qur’an , yakni Dr. Zulfarizal., S.Ud, M.Ag, “Setiap jenis ilmu memiliki keistimewaannya masing masing. Begitu juga dengan ilmu hadits kita yakin dengan mempelajari dan mendalami nya kita bisa lebih dekat dalam mengenal Rasululloh SAW

Dalam acara ini, pemateri pertama disampaikan oleh Candidate Doctor UGM Yogyakarta dari Pakistan, yaitu Naserr Ahmad, M.Pd. Beliau menjelaskan bagaimana kehidupan di Pakistan yang biasanya orang anggap adalah daerah Palestina dan bahasa yang di gunakan adalah bahasa Arab. Beliau menegaskan bahwa “Pakistan bukanlah Palestina dan kami tidak berbahasa Arab”. Beliau juga menjelaskan berbagai adat dan tradisi yang berlaku di Pakistan. Salah satu kisah beliau yang dapat diambil ‘ibrah’ mengenai “Motivasi terbesar dalam hidup saya adalah orangtua dan saya siap menghadapi kesulitan apapun demi orang tua saya”. Hal ini beliau buktikan salah satu nya dengan menempuh pendidikan yang tidak mudah jalannya. Beliau harus menuruni lembah demi bisa menuntut ilmu daan belajar ke sekolah.

Materi selanjut nya disampaikan oleh Candidate Doctor ITB dari Gaza, Palestina yakni Anas Awad, Ms. Menurutnya Palestina mempunyai keutamaan karena menjadi Negara yang dikunjungi Rasulullah SAW untuk ber isra’ mi’raj dan menjadi Negara yang di istimewakan Allah SWT. Diawal materi nya, Anas Awad, Ms. menyampaikan 7 point utama yang bisa memotivasi hidup nya, “Kepastian dalam tuhan, dalam artian perlu nya seseorang berpegang teguh pada agama, dengan menentukan tujuan anda karena jika kita hidup dengan memiiki tujuan maka akan mendorong kita untuk lebih giat dan gigih dalam menyelesaikan suatu permsalahan dan akan lebih pandai dalam mengatur waktu sehingga kita tidak akan jatuh banyak bermalas-malasan. Kemudian kemauan dan ketekunan yang kuat nantinya akan menjadi semangat kita untuk bisa meraih kesempurnaan, terus mengembangkan diri, tidak bermalas-malasan, mengatur management waktu, dan berteman dengan orang sukses“.

Beliaupun menyampaikan bagaimana kehidupan di Palestina mulai dari kmKenegaraan, Kebangsaan, hingga budaya dan agama. Salah satu kesamaan dari paparan Naseer (Pakistan) dan Anas (Gaza) adalah kapasitas penganut muslim sama sama menjadi mayoritas di kedua Negara tersebut. Beliau juga menyampaikan mengenai perjuangan untuk menggapai apa yang kita inginkan.

Menurut Dr. Zulfarizal Kedua Negara tersebut sama sama memiliki kendala dalam dunia pendidikan, seperti salah satu nya yang dialami oleh Naserr di awal adalan jalanan menuju sekolah yang tidak memungkinkan, namun tidak menguraangi semangatnya untuk tetap belajar. Menurutnya hal ini harus diccontoh oleh mahasiswa agar terus semangat daalam belajarr meskipun banyak rintangaan yang meenghadang.

Dari pembicara pertama hingga kedua, disamping atas sukses nya mendapat beasiswa, mereka memilih Indonesia untuk tempat belajar karena salah satu faktornya adalah pendidikan di Indonesia mudah didapat dan orang Indonesia pun memiliki sifat baik di bidang sosial.

Sebelum menutup acara Mc menarik kesimpualan bahwa, “Segala hal yang menimpa diri kita itu adalah sesuai dengan pilihan kita tugas kita adalah menjalani dan mensyukuri apa yang hari ini kita lalui” Ucap Lalita.

330 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *