Seminar Kolaborasi Ilmu Hadis, Hadis dalam Kesarjanaan Barat Kontemporer

Senin (5/12), Program Studi Ilmu Hadis Institut Daarul Qur’an Jakarta menggelar Webinar Kolaborasi. Kali ini Idaqu bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Imam Bonjol Padang.

Tujuan diadakannya Webinar kali ini adalah untuk mengedukasi dan menyiapkan mahasiswa Prodi Ilmu Hadis bisa responsif dalam menghadapi isu-isu yang ada di Barat. Maka dari itu tema yang digunakan Webinar ini adalah ““Isu-Isu Studi Hadis dalam Kesarjanaan Barat Kontemporer”.

Webinar kali ini menghadirkan dosen hebat dari masing-masing kampus. Dari UIN Sunan Kalijaga hadir Asep Nahrul Musadad, M.g, dari UIN Imam Bonjol hadir Dr. Novizal Wendry, M.A. dan dari Idaqu ada Asgar Muzakki, Lc., M.Ag bersama Muhammad Ghifari, S.Hd., M.Ag.

Dekan Fakultas Ushuluddin Idaqu, Mohamad Mualim, Lc., M.A. menjelaskan bahwa dengan adanya webinar kali ini bisa membantu para mahasiswa untuk memahami tentang ilmu Hadis dari berbagai macam perspektif.

“Tema yang dibawa hari ini merupakan suatu tema yang menarik menurut saya, karena ini menyangkut tentang isu-isu studi hadis dan kesarjanaan dari barat,” ucap Mualim.

“Pada dasarnya hadis itu tidak diberikan secara sama rata, tetapi hadis itu diberikan kepada siapa yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Namun semakin akhir zaman hadis ini semakin di universalkan sehingga kemudian hadis itu menjadi momok bagi orang yang ingin mempraktekkan hadis,” terang Mualim.

Mualim berpendapat bahwa Ilmu tentang hadis ini akan semakin menarik apabila di “Milenial”kan, bagaimana hadis itu semakin lentur, terlebih saat ini di Indonesia sedang gencar-gencarnya moderasi beragama tetapi sering kali terjadi benturan. Maka dari itu sangat penting untuk kita memiliki berbagai macam sudut pandang agar bisa memaknai hadis sesuai dengan kebutuhannya,