• 021 31 118 118
  • info@idaqu.ac.id
  • Cipondoh, Tangerang, Banten
Berita
Perluas Wawasan, Fakultas Ushuluddin Idaqu Hadirkan Rektor Institut Darul Hadits Yaman

Perluas Wawasan, Fakultas Ushuluddin Idaqu Hadirkan Rektor Institut Darul Hadits Yaman

Institut Daarul Qur’an Jakarta (Idaqu) menggelar Kuliah Tamu dengan menghadirkan Dr. dari Yaman, Dr. Yasir As-Syuhairi. Kuliah Tamu dilakukan di Aula Kelas Idaqu, Jumat (2/9) pada pukul 9.00 WIB sampai 12.00 WIB.

Dr. Yasir As-Syuhairi adalah Rektor Institut Darul Hadis, Tarim Hadramaut, Yaman sekaligus seorang pakar Fiqih, Aqidah dan Hadits dari Yaman yang mana sangat sesuai dengan tema kuliah tamu kali ini, yakni “Moderasi Islam Perspektif Ahli Hadis”.

Kedatangan Dr. Yasir ini disambut langsung oleh Rektor Idaqu, Dr. Muhammad Anwar Sani, S.Sos.I., M.E., Pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, KH. Ahmad Jameel, M.A., Dewan Syariah Daarul Qur’an, KH. Ahmad Kosasih, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin Idaqu, Mohamad Mualim, Lc., M.A. dan Direktur Al-Qur’an Language Center, Zikran Amnar, Lc., M.A.

Kuliah dibuka dengan sambutan dari Rektor Idaqu, Ia sangat menyambut kedatangan Dr. Yasir ke Idaqu. “Mudah-mudahan kuliah tamu kali ini kita semua bisa mendapatkan ilmu yang banyak dan bisa menjadi keberkahan bagi kita semua,” harap Sani dalam sambutannya.

Muhammad F. Azka, M.Ag Dosen Ilmu Al Qur’an dan Tafsir Idaqu mencatat beberapa pesan yang disampaikan oleh Syaikh Yasir bin Salim Al Syuhairi al Adni pada kuliah tamu kali ini, yakni:

  1. Liberal dan mu’tazilah itu sinonim dalam pemikiran dan liberal lebih membahayakan karena menjatuhkan kehormatan ulama dan melemahkan Islam
  2. Salah satu sebab dari hilangnya sikap wasathiyyah adalah ketika amanah tidak diberikan kepada yang berhak
  3. Bentuk wasathiyyah adalah tidak mengkafirkan orang orang yang pemikirannya menyimpang dan tetap mengambil pemikiran, bahkan riwayat dan kitab kitab mereka selama pandangan yang di ambil tidak bertentangan dengan kebenaran Al-Qur’an dan kebenaran Rasul yang mutlak.
  4. Hendaknya selalu mengikuti manhaj, pemikiran, sikap Nabi bukan manhaj, pemikiran, sikap, dajjal karena Allah berfirman “serulah kepada Tuhanmu dengan hikmah, mauizah hasanah, dan berdebatlah secara ahsan (baik)”. Ahsan adalah jamil, indah. Contoh, dalam membunuh seseorang kafir sekalipun, Rasul melarang melukai wajah karena wajah adalah manifestasi kegiatan penciptaan langsung oleh Allah. Sesungguhnya Allah telah menetapkan ihsān (kebaikan) pada segala sesuatu.
  5. Jangan mengingkari pemimpin dan melakukan kudeta. Loyalitas kepada negara jika dihilangkan maka mengakibatkan kerusakan. Bila pemimpin melakukan kesalahan maka tegurlah dengan cara yang baik.

Untuk kamu yang ketinggalan mengikuti Kuliah Umum Spesial Ramadhan “Tema Nuzulul Qur’an: Refleksi Alternatif terhadap Tafsir” bisa melihat siaran ulangnya di channel youtube Institut Daqu atau klik disini. Nah kalau tidak mau ketinggalan lagi acara-acara yang menarik seperti ini bisa langsung ikuti sosial media @institutdaqu

119 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *